بِسۡمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ
Dengan nama Allah, Yang Maha Pemurah, lagi Maha Mengasihani. Artikel-artikel yang disiarkan di sini adalah sebagai rujukan dan simpanan peribadi pemilik blog ini. Kebanyakannya diambil daripada sumber-sumber yang dinyatakan. Segala pendapat dalam penulisan ini adalah pendapat penulis artikel yang sebenar. Jika ada kekeliruan tuanpunya blog ini menyarankan supaya bertanya kepada penulis asal. Semoga memberikan manfaat kepada pembaca.

Thursday, March 31, 2011

SALMAN AL FARISY

Kisah ini adalah kisah nyata pengalaman seorang manusia mencari agama yang benar (hak), iaitu pengalaman SALMAN AL FARISY

Marilah kita simak Salman menceritakan pengalamannya selama mengembara mencari agama yang hak itu. Dengan ingatannya yang kuat, ceritanya lebih lengkap, terperinci dan lebih terpercaya.

Kata Salman, “Saya pemuda Persia, penduduk kota Isfahan, berasal dari desa Jayyan. Bapak saya Kepala Desa. Orang terkaya dan berkedudukan tinggi di situ. Saya adalah makhluk yang paling disayangi ayah sejak saya lahir. Kesayangan beliau semakin bertambah besar sejalan dengan pertumbuhan diri saya, sehingga kerana teramat sa yangnya, saya dipingitnya di rumah seperti anak gadis.

Saya membaktikan diri dalam agama Majusi (yang dianut ayah dan bangsa saya). Saya diangkat menjadi penjaga api yang kami sembah, dengan tugas menjaga api itu supaya menyala siang malam dan agar jangan padam walau pun agak sejenak.

Ayahku memiliki perkebunan yang luas, dengan penghasilan yang besar pula. Kerana itu beliau mukim di sana untuk mengawasi dan memungut hasilnya. Pada suatu hari bapak pulang ke desa untuk suatu urusan penting. Beliau berkata kepadaku, “Hai anakku! Bapak sekarang sangat sibuk. Kerana itu pergilah engkau mengurus perkebunan kita hari ini menggantikan Bapak’’

Aku pergi ke perkebunan kami. Dalam perjalanan ke sana aku melewati sebuah gereja Nasrani. Aku mendengar suara mereka sedang sermbahyang. Suara itu sangat me narik perhatianku.

Sebenarnya aku belum mengerti apa-apa tentang agama Nasrani dan agama-agama lain. Kerana selama ini aku dikurung bapak di rumah, tidak boleh bergaul dengan siapa saja. Maka ketika aku mendengar suara mereka, aku masuk ke gereja itu untuk mengetahui apa yang sedang mereka lakukan. Setelah kuperhatikan, aku kagum dengan cara sembahyang mereka dan ingin masuk agamanya.

Kataku, “Demi Allah! ini lebih bagus daripada agama kami. “Aku tidak beranjak dari gereja itu sampai petang. Sehingga aku tidak jadi pergi ke perkebunan.

Aku bertanya kepada mereka, “Dari mana asal agama ini?”

“Dari Syam (Syria),” jawab mereka.

Setelah hari senja, barulah aku pulang. Bapak menanyakan urusan kebun yang ditugaskan beliau kepadaku.

Jawabku, “Wahai, Bapak! Aku bertemu dengan orang sedang sembahyang di gereja. Aku kagum melihat mereka sembahyang. Belum pernah aku melihat cara orang sembahyang seperti itu. Kerana itu aku senantiasa berada di gereja mereka sampai petang.”

Bapak memperingatkanku akan perubatanku itu. Katanya, “Hai, anakku! Agama Nasrani itu bukan agama yang baik. Agamamu dan agama nenek moyangmu (Majusi) lebih baik dari agama Nasrani itu!”

Jawabku, “Tidak! Demi Allah! Sesungguhnya agama merekalah yang lebih baik dari agama kita.”

Bapak kuatir dengan ucapanku itu. Dia takut kalau aku murtad dari agama Majusi yang kami anut. Kerana itu dia mengurungku dan membelenggu kakiku dengan rantai.

Ketika aku beroleh kesempatan, kukirim surat kepada orang-orang Nasrani minta tolong kepada mereka, bila ada kafilah yang hendak pergi ke Syam supaya memberi tahu kepadaku. Tidak berapa lama kemudian, datang kepada mereka satu kafilah yang hendak pergi ke Syam. Mereka memberitahu kepadaku. Maka kuputus rantai yang membelenggu kakiku sehingga aku bebas. Lalu aku pergi bersama-sama kafilah itu ke Syam.

Sampai di sana aku bertanya kepada mereka, “Siapa kepala agama Nasrani di sini?”

“Uskup yang menjaga “jawab mereka.

Aku pergi menemui Uskup seraya berkata kepadanya, “Aku tertarik masuk agama Nasrani. Aku bersedia menadi pelayan Anda sambil belajar agama dan sembahyang bersama-sama Anda.”

‘Masuklah!” kata Uskup.

Aku masuk, dan membaktikan diri kepadanya sebagai pelayan.

Belum begitu lama aku membaktikan diri kepadanya, tahulah aku Uskup itu orang jahat. Dia menganjurkan jama’ahnya bersedekah dan mendorong ummatnya beramal pahala. Bila sedekah mereka telah terkumpul tangan Uskup, disimpannya saja dalam perbendaharaannya tidak dibagi-bagikannya kepada fakir miskin sehingga kekayaannya telah menumpuk sebanyak tujuh peti emas. Aku sangat membencinya kerana perbuatannya yang memperkaya diri sendiri itu. Tidak lama kemudian iapun meninggal. Orang-orang Nasrani berkumpul hendak mengu burkannya.

Aku berkata kepada mereka, ‘Pendeta kalian ini orang jahat. Dianjurkannya kalian bersedekah dan digembirakannya kalian dengan pahala yang akan kalian peroleh. Tapi bila kalian berikan sedekah kepadanya disimpannya saja untuk dirinya, tidak satupun yang diberikannya kepada fakir miskin.”

Tanya mereka, “Bagaimana kamu tahu demikian?” Jawabku, “Akan kutunjukkan kepada kalian simpanannya.”

Kata mereka, “Ya, tunjukkanlah kepada kami!”

Maka kuperlihatkan kepada mereka simpanannya yang terdiri dan tujuh peti, penuh berisi emas dan perak. Setelah mereka saksikan semuanya, mereka berkata, “Demi Allah! Jangan dikuburkan dia!”

Lalu mereka salib jenazah uskup itu, kemudian mereka lempari dengan batu. Sesudah itu mereka angkat pendeta lain sebagai penggantinya. Akupun mengabdikan diri kepadanya. Belum pernah kulihat orang yang lebih zuhud daripadanya. Dia sangat membenci dunia tetapi sangat cinta kepada akhirat. Dia rajin beribadat siang malam. Kerana itu aku sangat menyukainya, dan lama tinggal bersamanya.

Ketika ajalnya sudah dekat, aku bertanya kepadanya, “Wahai Bapak! Kepada siapa Bapak mempercayakanku seandainya Bapak meninggal. Dan dengan siapa aku ha rus berguru sepeninggal Bapak?”

Jawabnya, “Hai, anakku! Tidak seorang pun yang aku tahu, melainkan seorang pendeta di Mosul, yang belum merubah dan menukar-nukar ajaran-ajaran agama yang murni. Hubungi dia di sana!”

Maka tatkala guruku itu sudah meninggal, aku pergi mencari pendeta yang tinggal di Mosul. Kepadanya kuceritakan pengalamanku dan pesan guruku yang sudah me ninggal itu.

Kata pendeta Mosul, “Tinggailah bersama saya.”

Aku tinggal bersamanya. Ternyata dia pendeta yang baik. Ketika dia hampir meninggal, aku berkata kepada nya, “Sebagaimana Bapak ketahui, mungkin ajal Bapak sudah dekat. Kepada siapa Bapak dapat mempercayakan ku seandainya Bapak sudah tak ada?”

Jawabnya, “Hai, anakku! Demi Allah! Aku tak tahu orang yang seperti kami, kecuali seorang pendeta di Nasibin. Hubungilah dia!”

Ketika pendeta Mosul itu sudah meninggal, aku pergi menemui pendeta di Nasibin. Kepadanya kuceritakan pengalamanku serta pesan pendeta Mosul.

Kata pendeta Nasibin, “Tinggallah bersama kami!”

Setelah aku tinggal di sana, ternyata pendeta Nasibin itu memang baik. Aku mengabdi dan belajar kepadanya sampai dia wafat. Setelah ajalnya sudah dekat, aku berkata kepadanya, “Bapak sudah tahu perihalku Maka kepada siapa Bapak dapat mempercayakanku seandainya Bapak meninggal?”

Jawabnya, “Hai, anakku! Aku tidak tahu lagi pendeta yang masih memegang teguh agamanya, kecuali seorang pendeta yang tinggal di Amuria. Hubungilah dia!”

Aku pergi menghubungi pendeta di Amuria itu. Maka kuceritakan kepadanya pengalamanku.
Katanya, “Tinggallah bersama kami!

Dengan petunjuknya, aku tinggal di sana sambil mengembala kambing dan sapi. Setelah guruku sudah dekat pula ajalnya, aku berkata kepadanya, “Anda sudah tahu urusanku. Maka kepada siapakah lagi aku akan anda percayakan seandainya Anda meninggal dan apakah yang harus kuperbuat?”

Katanya, “Hai, anakku! Setahuku tidak ada lagi di muka bumi ini orang yang berpegang teguh dengan agama yang murni seperti kami. Tetapi sudah hampir tiba masanya, di tanah Arab akan muncul seorang Nabi yang diutus Allah membawa agama Nabi Ibrahim. Kemudian dia akan pindah ke negeri yang banyak pohon kurma di sana, terletak antara dua bukit berbatu hitam. Nabi itu mempunyai ciri-ciri yang jelas. Dia mahu menerima dan memakan hadiah, tetapi tidak mahu menerima dan memakan sedekah. Di antara kedua bahunya terdapat cap kenabian. Jika engkau sanggup pergilah ke negeri itu dan temuilah dia!”

Setelah pendeta Amuria itu wafat, aku masih tinggal di Amuria, sehingga pada suatu waktu serombongan saudagar Arab dan kabilah “kalb” lewat di sana. Aku berkata kepada mereka, “Jika kalian mahu membawaku ke negeri Arab, aku berikan kepada kalian semua sapi dan kambing-kambingku.”

Jawab mereka, “Baiklah! Kami bawa engkau ke sana.”

Maka kuberikan kepada mereka sapi dan kambing peliharaanku semuanya. Aku dibawanya bersama-sama mereka. Sesampainya kami di Wadil Qura aku ditipu oleh mereka. Aku dijual mereka kepada seorang Yahudi. Maka dengan terpaksa aku pergi dengan Yahudi itu dan berkhidmat kepadanya sebagai budak belian. Pada suatu hari anak paman majikanku datang mengunjunginya, iaitu Yahudi Bani Quraizhah, lalu aku dibelinya kepada majikanku. Aku pindah dengan majikanku yang baru ini ke Yatsrib. Di sana aku melihat banyak pohon kurma seperti yang diceritakan guruku, Pendeta Amuria. Aku yakin itulah kota yang dimaksud guruku itu. Aku tinggal di kota itu bersama majikanku yang baru.

Ketika itu Nabi yang baru diutus sudah muncul. Tetapi beliau masih berada di Makkah menyeru kaumnya. Namun begitu aku belum mendengar apa-apa tentang kehadiran serta da’wah yang beliau 1ancarkan kerana aku selalu sibuk dengan tugasku sebagai budak. Tidak berapa lama kemudian, Rasulullah pindah ke Yatsrib. Demi Allah! Ketika itu aku sedang berada di puncak pohon kurma melaksanakan tugas yang diperintahkan majikanku. Dan majikanku itu duduk di bawah pohon. Tiba-tiba datang anak pamannya mengatakan, “Biar mampus Bani Qaiah! Demi Allah! Sekarang mereka berkumpul di Quba’ menyambut kedatangan laki-laki dari Makkah yang menda’wahkan dirinya Nabi.”

Mendengar ucapannya itu badanku terasa panas dingin seperti demam, sehingga aku menggigil kerananya. Aku kuatir akan jatuh dan tubuhku bisa menimpa majikankuAku segera turun dari puncak ponon, lalu bertanya kepada tamu itu, “Apa kabar Anda? Cobalah kabarkan kembali kepadaku!”

Majikanku marah dan memukulku seraya berkata, “Ini bukan urusanmu! Kerjakan tugasmu kembali!”

Besok kuambil buah kurma seberapa yang dapat kukumpulkan. Lalu kubawa ke hadapan Rasulullah.

Kataku “Aku tahu Anda orang saleh. Anda datang bersama-sama sahabat Anda sebagai perantau Inilah sedikit kurma dariku untuk sedekah bagi Anda. Aku lihat Andalah yang lebih berhak menerimanya daripada yang lain-lain.” Lalu aku sodorkan kurma itu kehadapannya.

Beliau berkata kepada para sahabatnya, “silakan kalian makan,…!” Tetapi beliau tidak menyentuh sedikit juga makanan itu apalagi untuk memakannya.

Aku berkata dalam hati, “Inilah satu di antara ciri cirinya!”

Kemudian aku pergi meninggalkannya dan kukumpulkan pula sedikit demi sedikit kurma yang dapat kukumpulkan. Ketika Rasulullah pindah dari Quba’ ke Madinah, kubawa kurma itu kepada beliau.

Kataku, “Aku lihat Anda tidak mahu memakan sedekah. Sekarang kubawakan sedikit kurma, sebagai hadiah untuk Anda.”

Rasulullah memakan buah kurma yang kuhadiahkan kepadanya. Dan beliau mempersilakan pula para sahabatnya makan bersama-sama dengan dia. Kataku dalam hati, “ini ciri kedua!”

Kemudian kudatangi beliau di Baqi’, ketika beliau mengantarkan jenazah sahabat beliau untuk dimakamkan di sana. Aku melihat beliau memakai dua helai kain. Setelah aku memberi salam kepada beliau, aku berjalan mengitari sambil menengok ke punggung beliau, untuk melihat cap kenabian yang dikatakan guruku. Agaknya beliau tahu maksudku. Maka dijatuhkannya kain yang menyelimuti punggungnya, sehingga aku melihat dengan jelas cap kenabiannya.

Barulah aku yakin, dia adalah Nabi yang baru diutus itu. Aku langsung menggumulnya, lalu kuciumi dia sambil menangis.

Tanya Rasulullah, “Bagaimana kabar Anda?”

Maka kuceritakan kepada beliau seluruh kisah pengalamanku. Beliau kagum dan menganjurkan supaya aku menceritakan pula pengalamanku itu kepada para sahabat beliau. Lalu kuceritakan pula kepada mereka. Mereka sangat kagum dan gembira mendengar kisah pengalamanku.

Berbahagilah Salman Al-Farisy yang telah berjuang mencari agama yang hak di setiap tempat. Berbahagialah Salman yang telah menemukan agama yang hak, lalu dia iman dengan agama itu dan memegang teguh agama yang diimaninya itu. Berbahagialah Salman pada hari kematiannya, dan pada hari dia dibangkitkan kembali kelak.

Anas bin Malik

Beliau lahir di Yatsrib (Madinah) 8 tahun sebelum Hijriah. Nama lengkapnya Anas bin Malik bin an-Nadhar bin Dhomdhom al-Anshory al-Khazrojy. Biasa dipanggil Abu Hamzah, juga digelari ‘Khodim ar-Rasul’ (Pembantu Rasul). Anas diserahkan oleh ibunya Ummu Sulaim, kepada Rasulullah di  kala Rasulullah datang dari Mekah setelah perintah hijrah dari Allah SWT. Penduduk Madinah saat itu benar-benar mengalu-alukan kedatangan Rasulullah, termasuk Anas yang masih kecil dan Ibunya Ummu Sulaim. Ummu Sulaim telah menanamkan di hati Anasyang masih kecil rasa cinta terhadap Rasulullah, sehingaa dia tidak sabar untuk bertemu Rasulullah SAW.

Ayah Anas sempat menentang Ummu Sulaim memeluk agama Islam, namun tentangan dari ayah Anas tidak menggentarkan sedikitpun hati Ummu Sulaim dalam memeluk Islam sebagai sebuah kepercayaan yang mencerahkan peradaban manusia kala itu, agama samawi yang diajarkan Muhammad Rasulullah SAW. Ayah Anas dikabarkan meninggal dalam sebuah perselisihan ketika dia sedang berada di luar rumah, sehingga akhirnya Anas hidup sebagai seorang yatim.

Akhirnya tiba masa hijrahnya Rasulullah SAW dari Mekkah. Mendengar hal ini Anas dan Ummu Sulaim sangat bahagia seperti halnya apa yang dirasakan oleh penduduk Madinah lainnya yang telah memeluk Islam. Katika Rasulullah tiba di Madinah, penduduk berbondong-bondong menyambut beliau. Mereka memberikan hadiah kepada Rasulullah, hingga akhirnya sampailah giliran Anas dan Ummu Sulaim bertemu dengan beliau.

Ummu Sulaim berkata, ”Ya Rasulullah, orang-orang Ansar baik lelaki mahupun perempuan telah memberikan hadiahnya kepada tuan. Tetapi saya tidak memiliki apa-apa untuk saya hadiahkan kepada tuan kecuali anak saya ini. Maka ambillah dia berkhidmat kepada tuan untuk membantu apa yang tuan mahukan.” Rasulullah pun menerima hadiah Ummu Sulaim dengan senang hati. Sejak saat itu Anas bin Malik yang berusia 10 tahun hidup bersama Rasulullah dalam bingkai rumah Rasulullah.

Dalam rumah Rasulullah inilah Anas belajar dan menangkap perilaku Rasulullah yang mulia. Anas menyaksikan perilaku Rasulullah SAW dan berinteraksi secara langsung dengannya. Hampir segala perilaku atau sikap Rasulullah SAW diperhatikan dan kemudian diamalkan olehnya. Abu Hurairah berkata, “Saya belum pernah melihat orang yang menyerupai solatnya Rasulullah kecuali Ibn Ummu Sulaim (maksudnya Anas). Sealain itu, Ibnu Sirin berkata, “Anas adalah sahabat yang solatnya paling bagus, baik di rumah maupun pada waktu Safar.”

Anas menyaksikan secara langsung bagaimana mulianya akhlak Rasulullah dalam kehidupan sehari-hari.  Anas pernah berkata, “Saya berkhidmat kepada Rasulullah selama sepuluh tahun. Tidak pernah sekalipun Rasulullah berkata: “Mengapa kamu buat begitu…” jika saya melakukan sesuatu. Apabila saya tidak melakukan sesuatu perkara, Baginda tidak pernah beberkata: “Mengapa kamu tidak lakukannya…””

Anas bercerita, “Suatu hari Rasulullah menyuruhku untuk suatu keperluan. Saya pun keluar rumah. Dan jalan berjumpa dengan anak-anak sedang bermain. Saya pun ikut bermain bersama mereka. Saya malah tidak memenuhi perintahnya. Selesai bermain dengan mereka, tiba-tiba saya merasa ada orang berdiri dibelakang saya. Setelah saya menoleh, ternyata Rasulullah sambil memagang bajuku. Sambil tersenyum Rasulullah berkata, “Wahai Anas, Apakah kamu sudah kerjakan perintahku?” Saya merasa bersalah. Saya pun menjawab, “Baiklah, saya pergi sekarang.”

Rasulullah SAW memanggil Anas dengan pangilan kasih sayang, Unais, dan terkadang Beliau memanggil “Anakku”. Rasulullah sering memberikat nasihat-nasihat kepadanya. Seperti nasihatnya kepada Anas berikut ini, “Anakku, bila kau mampu berada di pagi dan petang hari tanpa ada dengki di hatimu pada siapapun, maka lakukanlah…! Anakku, yang demikian adalah termasuk sunnahku, barang siapa yang menghidupkan sunnahku maka ia telah mencintaiku… barang siapa yang mencintaiku maka ia akan berada di surga bersamaku…Anakku, jika kau masuk ke dalam rumah ucapkanlah salam karena itu akan membawa keberkahan bagimu dan juga bagi penghuni rumahmu.”

Rasulullah pun pernah mendoakan atas Anas bin Malik, “Allahumma Urzuqhu Maalan wa Waladan, wa Baarik Lahu (Ya Allah, berikanlah kepadanya harta dan keturunan, dan berkatilah hidupnya).” Doa Rasulullah SAW tersebut dikabulkan oleh Allah, Anas dikurniakan usia yang panjang. Anas bin Malik hidup selama 103 tahun lamanya, ketika Rasulullah meninggal, Anas masih melanjutkan perjalanan hidupnya hingga 80 tahun kemudian. disebabkan anugerah usianya yang panjang Anas bin Malik berkata, “Tidak ada orang yang tersisa (dari sahabat) yang dapat solat di masjid Qiblatain (dua qiblat) kecuali saya.”Anas juga dikurniakan keturunan yang banyak oleh Allah SWT, iaitu tidak kurang dari 100 orang anak serta cucu beliau. Apabila mengkhatamkan al-Qur’an, beliau mengumpulkan isteri dan anak-anaknya dan kemudian berdoa. Anas juga dikarunia oleh Allah harta yang cukup. Sehingga beliau  menjadi salah seorang pemuda terkaya dari kalangan Ansar.

Anas adalah muslim yang soleh, dan taat terhadap perintah Rasulullah. Anas bin Malik tidak berperang dalam perang Badar Akbar, karena usianya masih  muda. Tetapi beliau banyak mengikuti peperangan lainnya sesudah itu. Anas bin Malik turut serta ikut dalam perang Yamamah, di mana perang ini hampir saja jiwanya terenggut saat terkena kait dari besi panas yang dilempar dari benteng musuh. Namun atas izin Allah beliau berhasil diselamatkan oleh saudaranya sendiri Baro’ bin Malik.

Beliau adalah seorang Mufti, Qori, Muhaddith, dan Perawi Islam. Beliau mendapatkan banyak ilmu dari Rasulullah SAW, Abu Bakar, Umar, Usman, Mu’ad, Usaid Al Hudair, Abu Tholhah,iIbunya sendiri Ummu Sulaim putri Milhan, ibu saudaranya Ummu Haram dan suaminya Ubadah bin Shamit, Abu Dzar, Malik bin Sha’sha’ah, Abi Hurairah, Fatimah dan masih banyak lainnya.Pada waktu Abu Bakar meminta pendapat Umar mengenai pelantikan Anas bin Malik menjadi pegawai di Bahrain, Umar memujinya :” Dia adalah anak muda yang cerdas dan boleh membaca dan menulis, dan juga lama bergaul dengan Rasulullah”.

Dalam perjalanan 10 tahun bersama Rasulullah Anas bin Malik telah meriwayatkan ribuan hadis. Anas bin Malik merupakan sahabat ketiga terbanyak  meriwayatkan hadis, iaitu sebanyak 2.286 hadits . Hal yang paling membuat sedih Anas bin Malik adalah saat-saat Rasulullah wafat. Jika ia terkenang kepergian Rasulullah maka ia akan sangat bersedih hati hingga orang-orang disekelilingnya juga turut bersedih. Anas bin Malik berkata, “Aku melihat Nabi SAW saat Baginda datang kepada kami, dan akupun melihatnya saat Baginda wafat. Sampai kini aku belum menemukan hari lain seperti kedua hari tersebut. Pada hari Baginda datang ke Madinah, Baginda mampu menerangi semuanya… dan pada hari  hampir Baginda melangkah menuju sisi Tuhannya, maka seolah semuanya menjadi gelap. Kali terakhir aku melihat Baginda adalah hari Isnin di saat tirai kamar Baginda di buka. Aku melihat wajah Baginda seolah lembaran kertas. Saat itu semua orang berdiri di belakang Abu Bakar seraya memandang ke arah Baginda. Hampir saja mereka tak kuasa menahan diri. Lalu Abu Bakar memberi isyarat kepada mereka untuk tenang. Lalu wafatlah Rasulullah SAW di penghujung hari itu. Kami belum pernah melihat pemandangan yang lebih pelik pada kami melebihi wajah Baginda saat kami mengubur jasad Baginda dengan tanah.”

Saat-saat yang paling membahagiakannya adalah saat pertama beliau bertemu Rasulullah SAW, dan saat yang paling membuatnya sedih adalah saat dimana Rasulullah pergi ke pangkuaan Allah. Sepeninggalan Rasulullah SAW Anas pergi ke Damaskus. Dari Damaskus beliau pindah ke Basrah. Dengan bekal pelajaran langsung dari  kekasih Allah, Rasulullah SAW Anas bin Malik mengamalkan setiap pelajaran beharga yang beliau dapati selama 10 tahun bersama orang yang menjadi qudwah bagi umat muslim di seluruh dunia saat ini.

Setelah menjalani hidupnya sekitar satu abad beliau wafat pada tahun 91 Hijrah. Saat terakhirnya ia jatuh sakit dan pada saat tersebut dia berpesan kepada keluarganya, “Ajarkan aku kalimat La ilaha illahu, Muhammadun Rasulullah.” Dia terus mengucapkan kalimat tersebut hingga pada akhirnya dia meninggal dunia. Pada wafatnya Muwarriq berkata: “ Telah hilang separuh ilmu. Jika ada orang suka memperturutkan kesenangannya bila berselisih dengan kami, kami berkata kepadanya, marilah menghadap kepada orang yang pernah mendengar dari Rasululah SAW.”

Anas bin Malik pembantu Rasulullah yang senantiasa mencintai Rasulullah SAW hingga akhir hayatnya adalah salah satu sahabat yang patut kita teladani kesetiaannya. Anas senantiasa  berkeinginan untuk berjumpa dengan Rasulullah SAW saat di akhirat, Anas bin Malik sering berkata, “Aku berharap dapat berjumpa dengan Rasulullah Saw pada hari kiamat sehingga aku dapat berkata kepada Beliau: “Ya Rasulullah, inilah pembantu kecilmu, Unais.”

Wednesday, March 30, 2011

Kafir Quraisy kumpul tentera


Bukan sedikit kerugian yang terpaksa ditanggung oleh puak Quraisy Mekah akibat rombongan dagang mereka yang diketuai Safwan bin Umayyah diserang hebat dalam misi Sariyyah Zaid bin Harithah.

Serangan itu menyebabkan hasil ekonomi mereka sekelip mata binasa. Maka api kemarahan puak Quraisy terhadap Islam yang sedia ada menjadi bertambah marak bagai api disimbah minyak.

Namun, perang Uhud tercetus bukan disebabkan salah perhitungan oleh kepimpinan Rasulullah SAW yang berjaya menyekat perjalanan kafilah dagang itu.

Ini kerana, jika tidak ada misi Sariyyah Zaid bin Harithah itu pun, puak Quraisy memang sudah merancang dengan teliti untuk melancarkan perang balas dendam terhadap orang Islam.

Meraka telah memukul canang dan gendang perang ke merata tempat bagi menyedarkan para penyokong mereka.

Malah mereka turut mempengaruhi puak-puak Arab lain di dalam dan luar kota Mekah termasuk para penduduk Habsyah, Kinanah dan Tihamah agar sama-sama bersekongkol bagi memerangi orang Islam di Madinah.
"Wahai orang Arab, sesungguhnya Muhammad telah menyakiti kamu dan membunuh kalangan para pemimpin ternama kamu. Maka tolonglah kami dengan harta benda untuk memerangi Muhamad dan para pengikutnya.

"Mudah-mudahan kita akan dapat membalas dendam terhadapnya," demikian kata para pemimpin Arab Quraisy yang merancang perang terhadap umat Islam.

Mereka terdiri daripada Ikrimah bin Abu Jahal, Safwan bin Umayyah, Abu Suffian bin Harb, Abdullah bin Abi Rabiah dan beberapa orang lagi kalangan pemimpin Arab kafir Quraisy yang aktif dan bersemangat.

Abu Sufian sendiri mengalami kerugian besar dalam Perang Al Sawiq sebelum ini. Maka tidak menghairankan beliau secara peribadi ingin membalas dendam.

Apabila mendengarkan rayuan sedemikian, mereka sanggup menjual harta benda dan menyerahkan 1,000 ekor unta serta mendermakan sehingga 50,000 dinar wang emas untuk membiayai peperangan itu.

Dalam hal ini Allah telah berfirman yang bermaksud: Sesungguhnya orang kafir yang selalu membelanjakan harta mereka untuk menghalangi (manusia) dari jalan Allah, maka mereka teap membelanjakannya kemudian (harta yang dibelanjakan) itu menyebabkan penyesalan kepada mereka, tambahan pula mereka dikalahkan. Dan (ingatlah) orang-orang kafir itu (akhirnya) dihimpunkan dalam neraka jahanam. (al-Anfal: 36)

Pelbagai daya digunakan bagi mendapatkan sokongan untuk memastikan mereka mendapat sokongan sepenuhnya daripada masyarakat Arab yang pada lazimnya sangat terpengaruh dengan pujuk rayu daripada para penyair.

Dalam hal ini Safwan bin Umayyah berjaya memujuk seorang penyair terkenal bernama Abu Izzah untuk membantu dalam kempen mendapatkan sokongan.

Abu Izzah sebenarnya menjadi tawanan tentera Islam dalam Perang Badar sebelum ini.

Sambil menangis ketika menjadi antara 70 tawanan tentera Quraisy, Abu Izzah merayu-rayu kepada Rasulullah: "Wahai Muhammad, aku memiliki lima orang anak perempuan yang tidak memiliki apa-apa. Bebaskanlah aku demi mereka."

Rasulullah termakan pujuk Abu Izzah lalu dibebaskan penyair itu tanpa perlu membayar apa-apa kecuali diminta berjanji supaya tidak lagi menentang Islam dengan apa cara sekalipun. Apatah lagi atas kepakaran dan kepandaiannya dalam bersyair itu.

SUSUNAN SITI AINIZA KAMSARI

Tuesday, March 29, 2011

Bilal bin Rabah

Umat islam yang ke Damsyik, Syria boleh menziarahi kubur Bilal bin Rabah.


Bilal bin Rabah atau nama lengkapnya Bilal bin Rabah Al-Habasyi dikenali dengan dengan gelaran Muazin Ar-Rasul.


Beliau memiliki tubuh yang tinggi, kurus, kulitnya berwarna coklat, pelipisnya tipis dan rambutnya lebat. Ibunya pula adalah hamba kepada Ummayyah bin Khalaf dari Bani Jumuh.

Apabila mendengar Islam daripada risalah yang dibawa Rasulullah, beliau menemui baginda dan mengikrarkan dirinya memeluk agama Islam.

Ketika beliau memeluk Islam, hanya terdapat beberapa orang sahaja yang memeluk Islam di atas permukaan bumi ini iaitu Khadijah binti Khuwailid, Abu Bakar As-Siddiq, Ali bin Abi Talib, Ammar bin Yasir serta ibunya Sumaiyyah, Suhaib Ar-Rumi dan Al-Miqdad bin Al-Aswad.

Bilal pernah diseksa oleh Umayyah malah membiarkannya di tengah gurun padang pasir selama beberapa hari.

Sebahagian besar kalangan mereka yang memeluk Islam pada masa tersebut mempunyai keluarga tempat mereka berlindung daripada kekejaman golongan musyrikin kecuali Bilal dan Ammar bersama-sama dengan bapa dan ibunya serta Suhaib.

Oleh kerana itu mereka menjadi sasaran golongan musyrikin Quraisy untuk melepaskan geram mereka terhadap Islam.

Dengan kepanasan matahari di padang pasir, beliau diseksa sambil perutnya diikat dengan batu besar. Lehernya pula diikat dengan tali. Beliau diseret oleh orang-orang kafir bersama anak-anak mereka di antara bukit-bukit di Mekah.

Ketika diseret, Bilal dengan tenang mengucapkan kata "Ahad… Ahad" malah beliau menolak mengucapkan kata-kata kufur.

Tidak cukup dengan penyeksaan itu, golongan musyrikin menanggalkan pula pakaian Bilal, mereka memakaikannya dengan baju besi kemudian mereka menjemur beliau di bawah panas terik cahaya matahari.

Malah mereka memukulnya dengan menggunakan cemeti sambil memerintahkan Bilal supaya mencaci Nabi Muhammad.
Selepas kejadian itu, Abu Bakar memerdekakan Bilal dengan membelinya daripada Umayyah dengan harga sembilan tahil emas. Umayyah sengaja menjualnya dengan harga yang mahal supaya Abu Bakar tidak mahu membeli.

Umayyah berkata: "Sekiranya Abu Bakar tidak mahu membeli dengan harga tersebut, aku tetap akan menjualnya walaupun dengan harga 1 tahil emas."

Sebaliknya Abu Bakar juga berkata di dalam hatinya: "Sekiranya dia tidak mahu menjual dengan harga tersebut, aku tetap akan membelinya walaupun dengan harga 100 tahil emas."

Setelah hijrah, azan disyariatkan dan Bilal mengumandangkan azan. Beliau adalah muazin pertama dalam Islam kerana memiliki suara yang sungguh lunak.

Bilal juga pernah menjawat jawatan sebagai bendahara Rasulullah di Bait Al-Mal malah beliau juga tidak pernah menolak daripada mengikuti semua peperangan bersama Rasulullah.

Ketika perang Badar, apabila melihat Umayyah dan Bilal berkata: "Aku tidak akan selamat jika Umayyah selamat."
Dengan pertolongan beberapa pasukan kaum muslimin mereka berjaya membunuh Umayyah.

Pada saat pembebasan Kota Mekah, Rasulullah menyuruh Bilal mengumandangkan azan di belakang kaabah. Ia merupakan azan yang pertama dikumandangkan di Mekah.

Rasulullah pernah bertanya kepada Bilal: "Hai Bilal, ceritakanlah kepadaku mengenai amalan yang menurutmu paling besar pahalanya yang pernah kamu kerjakan dalam Islam."

Lalu Bilal menjawab: "Aku tidak pernah mengerjakan amalan yang menurutku besar pahalanya, tapi aku tidak wuduk di waktu malam dan siang, melainkan aku menunaikan solat yang diwajibkan bagiku mengerjakannya."
Setelah Rasulullah wafat, Bilal meminta izin kepada Abu Bakar untuk meninggalkan Madinah dan berjuang di jalan Allah. Abu Bakar menyarankan agar Bilal terus menetap di Madinah. Bilal menetap di sana dan akhirnya beliau bergabung bersama pasukan yang diutus untuk membebaskan wilayah Syam.

Beliau meriwayatkan 44 hadis antaranya, nabi bersabda yang bermaksud: "Hendaklah kamu menunaikan solat malam (tahajud), kerana solat malam adalah tradisi (kebiasaan) orang-orang soleh sebelum kamu, dan sesungguhnya solat malam adalah amalan yang dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT, dapat mencegah daripada perbuatan dosa, mengampuni dosa-dosa kecil, dan menghilangkan penyakit badan (riwayat Tirmidzi)."

Bilal dilahirkan di Kota Mekah sekitar tahun 43 sebelum Hijrah dan meninggal dunia di Damsyik pada tahun 20 Hijrah dan ada riwayat menyebut bahawa beliau dimakamkan di Halb.

Saturday, March 26, 2011

Wuduk, amalan salih terangi hidup Mukmin di dunia dan akhirat

2011/03/26

DARIPADA Abu Hurairah katanya, bersabda Rasulullah SAW bermaksud: 

"Luas telagaku pada Hari Kiamat lebih dari jarak Ailah dan Adan, airnya lebih jernih daripada salju, lebih manis daripada madu bercampur susu, bejananya lebih baik daripada bintang di langit; Aku melarang umat selain umatku datang minum di situ, seperti mana seorang yang menjaga unta orang lain akan minum dari telaganya; 

Ditanya Rasulullah SAW: Dapatkah tuan mengenal kami ketika itu? Jawab Rasulullah SAW: Ya, ialah dengan bekas wuduk yang gilang-gemilang di mukamu sebagai tanda diistimewakan dari umat lain.

Allah SWT berfirman maksudnya: 

“Pada hari ketika kamu melihat orang mukmin lelaki dan perempuan, sedang cahaya mereka bersinar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, (dikatakan kepada mereka): Pada hari ini ada berita gembira untukmu, iaitu syurga yang mengalir di bawahnya sungai yang kamu kekal di dalamnya. Itulah keberuntungan yang banyak.” (Surah al-Hadid, ayat 12)

Sesungguhnya bekas air wuduk di wajah kita menjadi penyeri wajah. Begitu juga setiap amal salih yang kita lakukan adalah penyeri akhlak. Semua himpunan cahaya ini adalah lambang keserian iman yang akan menerangi hidup seseorang di dunia dan akhirat.

Syurga indah sedia menanti mereka di sana. Maka alangkah ruginya jika kita terkecuali daripada golongan yang disebutkan Rasulullah SAW. Namun manusia lazimnya selalu leka dalam mengejar nikmat dunia sementara di depan mata berbanding nikmat akhirat indah dan kekal abadi.

Sesungguhnya janji Allah SWT tetap benar dan hanya orang yang sabar saja akan dapat mengecap nikmat kebahagiaan yang dijanjikan-Nya itu.

Sumber: e-hadith JAKIM 

Monday, March 21, 2011

Konsep ummi Nabi Muhammad

Oleh DR. MOHD. FARID MOHD. SHARIF

SEBAHAGIAN besar sarjana Islam seperti al-Tabari, al-Razi dan al-Baydawi mengaitkan sifat ummi kepada Nabi Muhammad SAW dengan tujuan untuk membuktikan bahawa kitab al-Quran adalah wahyu Allah SWT yang bersifat mukjizat dan diturunkan kepada baginda SAW melalui perantaraan malaikat Jibril a.s.Malah, menurut pandangan Subhi Saleh, al-Quran itu adalah kalam Allah yang bermukjizat, diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui Jibril a.s., ditulis dalam beberapa mushaf, dipetik daripada riwayat yang mutawatir dan membacanya merupakan satu ibadat.

Berdasarkan fakta ini, Nabi Muhammad SAW umumnya dikenali sebagai seorang yang bersifat ummi.Menurut mereka, sifat ummi ini termasuk dalam salah satu mukjizat yang dikurniakan kepada Nabi Muhammad SAW. Kerana belajar menulis atau membaca sebenarnya adalah merupakan satu proses yang tidak begitu sukar sehingga orang yang dianggap kurang pintar pun boleh mempelajarinya. Namun, orang yang langsung tidak belajar menulis atau membaca boleh dianggap mempunyai kelemahan yang besar dalam sudut kefahaman. Oleh itu, anugerah kekuatan akal dan kefahaman yang jitu terhadap ilmu seperti yang dimiliki oleh Nabi Muhammad SAW boleh dikatakan sebagai satu mukjizat yang besar. Dilihat daripada sudut bahasa, perkataan ummi berasal daripada perkataan umm. Sarjana bahasa mempunyai pandangan yang berbeza tentang maksud ummi: golongan pertama mengatakan bahawa ummi bermaksud orang yang tidak tahu menulis atau membaca. Pandangan ini dikemukakan oleh Ibn Faris, Ibn Manzur, Abu Ishaq dan Ibn al-'Arabi. 

Mereka percaya maksud ummi mempunyai kaitan dengan keadaan bayi yang tidak tahu apa-apa termasuklah menulis dan membaca semasa dilahirkan oleh ibunya. Pandangan ini diambil berdasarkan ayat 78 dalam surah al-Nahl, bermaksud: dan Allah mengeluarkan kamu daripada perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan ia mengurniakan kepada kamu pendengaran dan penglihatan serta hati. Golongan kedua mengatakan bahawa ummi bermaksud orang yang tidak tahu menulis atau membaca kitab. 

Pandangan ini dinyatakan oleh al-Raghib berdasarkan hadis yang bermaksud: Kami ummah ummiyyah tidak menulis dan tiada bahan-bahan bertulis. (riwayat Bukhari). Golongan ketiga pula yang diwakili oleh al-Farra', al-Zajjaj dan al-Zabidi mengatakan ummi bermaksud orang yang tidak mempelajari atau mempunyai sebarang kitab. Mereka mengemukakan ayat 157 dalam surah al-A'raaf sebagai sandaran iaitu: Orang-orang yang mengikut rasul, nabi yang ummi yang namanya tertulis di dalam Taurat dan Injil yang terdapat di sisi mereka. Pengarang Arabic-English Lexicon, E.W. Lane berpendapat, ummi berasal daripada perkataan ummah yang merujuk kepada bangsa Arab (gentile) dan juga merujuk kepada orang yang tidak mempunyai sebarang kitab.. Menurut beliau, perkataan ummi turut boleh digunakan kepada sesiapa sahaja yang berada dalam keadaan yang sama iaitu tidak tahu menulis dan membaca. Di dalam al-Quran, perkataan ummi disebut sebanyak enam kali. Dua kali disebut dalam bentuk kata tunggal iaitu ummi dan empat kali disebut dalam bentuk kata majmuk iaitu ummiyyun atau ummiyyin. Al-Quran menyebut perkataan ummi pada dua tempat iaitu ayat 157 dan 158 surah al-A'raaf. 

Kedua-dua ayat ini merujuk khusus kepada Nabi SAW. Ada pun perkataan ummi dalam bentuk kata majmuk pula disebut pada ayat 78 surah al-Baqarah, ayat 20 dan 75 surah ali 'Imran, dan ayat 2 surah al-Jumuah.Berdasarkan empat ayat al-Quran ini, ayat yang pertama merujuk kepada golongan Yahudi dan tiga ayat yang berikutnya merujuk kepada golongan Arab yang tidak mengikuti kitab-kitab samawi (heathen).Jika dilihat sudut masa penurunan ayat-ayat al-Quran itu pula, dua ayat dalam surah al-A'raaf di atas termasuk di dalam kategori ayat Makkiyyah. Empat ayat lagi yang merujuk kepada golongan Yahudi dan Arab termasuk di dalam kategori ayat Madaniyyah.Oleh itu, berdasarkan pembahagian ini sifat ummi boleh dilihat daripada dua zaman iaitu zaman sebelum Nabi Muhammad SAW menjadi nabi dan zaman selepasnya. Fakta yang mengatakan bahawa Nabi SAW sebelum menjadi nabi tidak tahu membaca dan menulis berdasarkan ayat 48 surah al-Ankabut: Dan kamu tidak pernah membaca sebelumnya sesuatu kitab pun dan kamu tidak pernah menulis suatu kitab dengan tangan kananmu. Andai kata kamu pernah membaca dan menulis, benar-benar ragulah orang yang mengingkarimu.Maksud ayat ini, Nabi SAW tidak pernah membaca dan menulis sebelum baginda diangkat menjadi nabi dan rasul. Ayat ini juga menjadi bukti al-Quran adalah mukjizat yang diturunkan kepada Nabi SAW, sekali gus menolak keraguan yang ditimbulkan oleh golongan ahli kitab dan musyrik Mekah. Dalam ayat yang lain, Nabi SAW menolak tuduhan golongan musyrik Mekah dengan berhujah: Jikalau Allah menghendaki, nescaya aku tidak membacakannya kepadamu dan Allah tidak pula memberitahukannya kepadamu. Sesungguhnya aku telah tinggal bersamamu beberapa lama sebelumnya, maka apakah kamu tidak memikirkannya? (Yunus: 16).Menurut al-Razi, tujuan ayat ini adalah menjelaskan bahawa golongan musyrik Mekah tahu Rasulullah yang tinggal di kota yang sama sememangnya tidak tahu membaca dan menulis dan tidak pernah mempelajari ilmu membaca dan menulis daripada sesiapapun.

Justifikasi lain adalah berdasarkan fakta sejarah. Sejarawan Islam telah mencatatkan bahawa proses keilmuan sudah bermula pada zaman sebelum kedatangan Islam lagi. Al-Baladhuri, misalannya menyebut bahawa kebanyakan orang Arab Hijaz tidak tahu membaca dan menulis. Beliau telah menyenaraikan seramai 17 lelaki dan tujuh wanita yang mahir dalam membaca dan menulis. Antaranya yang terkenal ialah seperti Umar b. al-Khattab, Ali b. Abi Talib, Uthman b. Affan, Mu'awiyah b. Abi Sufyan, Hafsah bt. Umar, Aishah bt. Abi Bakr dan Umm Salamah. Dalam Tabaqat Ibn Sa'd, terdapat beberapa lagi senarai nama sahabat yang tahu menulis dan membaca. Apabila meneliti tulisan dua sejarawan ini, tidak pula ditemui nama baginda SAW tercatat dalam senarai itu. Fakta menunjukkan Nabi SAW sesudah menjadi nabi boleh membaca dan menulis juga bersandarkan kepada ayat 48 surah al-Ankabut. 

Sebahagian sarjana seperti al-Harawi, al-Naysaburi dan al-Sya'bi berpandangan, ayat itu bermaksud Nabi Muhammad SAW hanya tidak tahu membaca dan menulis sebelum menjadi nabi, tetapi selepas menjadi nabi, baginda SAW harus tahu membaca dan menulis. Hujah mereka adalah ayat penafian dalam ayat 48 surah al-Ankabut hanya bertujuan menolak keraguan orang musyrik Mekah tentang kenabiannya. Namun, sesudah baginda SAW dilantik menjadi nabi, isu ini sudah tidak lagi relevan. Oleh itu, berdasarkan pendapat ini, Nabi Muhammad SAW harus tahu membaca dan menulis melalui tunjuk ajar Malaikat Jibril a.s.Terdapat sarjana lain yang berpendapat kemahiran Nabi SAW dalam membaca dan menulis diperolehi tanpa mempelajarinya seperti orang lain dianggap satu mukjizat. Pendapat ini dikemukakan oleh al-Alusi, al-Baji dan Ibn Abi Syaibah. Mereka juga mengemukakan hadis untuk menyokong hal ini. Hadis itu bermaksud: "Nabi SAW tidak mati sehinggalah baginda tahu menulis dan membaca". Kesimpulannya, perbincangan di atas bolehlah dibahagikan seperti berikut: lTerdapat pendapat yang mengatakan Nabi Muhammad SAW tetap ummi baik sebelum mahupun selepas menjadi nabi dan sifat ini tidak terjejas dengan kewujudan perkataan 'sebelumnya' dalam ayat 48 surah al-Ankabut.

*Ada pendapat mengatakan Nabi SAW tidak lagi ummi selepas menjadi nabi berdasarkan kewujudan perkataan yang sama dalam ayat yang sama;

*Sifat ummi sebelum kenabian ialah jelas dan sukar untuk dinafikan. Pendapat ini diambil berdasarkan nas dan fakta sejarah; 

*Sifat ummi selepas kenabian itu yang menjadi polemik dalam kalangan para sarjana. Hal ini disebabkan oleh pemahaman mereka yang berbeza terhadap nas dan juga fakta sejarah.

Waspada dalam berkata-kata

Waspada dalam berkata-kata

Dalam menjalani kehidupan sehari-hari pernahkah kita terfikir untuk berhati-hati ketika meluahkan setiap perkataan daripada mulut kita?

Sememangnya boleh dikatakan semua orang memahami betapa pentingnya apabila mahu berkata-kata kerana jika tersilap langkah mereka boleh terjerumus ke dalam dosa.

Kita hanya sekadar menguar-uarkan pepatah kerana mulut badan binasa tetapi ramai yang tidak mematuhinya.

Pada dasarnya, ucapan mahupun perkataan merupakan cerminan jiwa. Maka itu, Nabi Muhammad SAW berpesan pilihlah kata-kata yang baik. 

Dalam hal ini, baginda merupakan teladan terbaik. Setiap saat, Rasulullah senantiasa menggunakan kata yang baik dan lembut untuk umatnya.

Baginda menjauhkan kata-kata yang buruk, kasar, dan keji. Bahkan, Rasulullah sangat membenci jika ada kalimat yang digunakan tidak pada tempatnya yang sesuai. Misalnya, ada perkataan yang baik dan bermakna mulia namun diucapkan kepada orang atau sesuatu yang sebenarnya tidak berhak menyandang ucapan itu.

Begitulah juga sebaliknya, jika ada kalimah buruk dan bermaksud menghina tetapi ditujukan untuk orang atau sesuatu yang mulia. 

Rasulullah SAW bersabda: "Janganlah kalian memanggil orang munafik dengan panggilan tuan kerana jika dia memang seorang tuan, maka dengan panggilan itu kalian telah membuat Tuhan kalian murka".

Selain itu, umat Islam diminta menjaga ucapan yang mengandungi syirik. Seperti ucapan, "Aku meminta pertolongan kepada Allah dan kepadamu".

Sesuai tuntutan Rasulullah, mereka yang mengucapkan kalimat-kalimat seperti itu bererti telah menyekutukan atau sepadan bagi Allah SWT.

Dalam buku Berakhlak dan Beradab Mulia, Contoh-contoh dari Rasulullah, Saleh Ahmad asy-Syaami menambahkan, kalimat bernada mencela juga sebaik-baiknya dihindari. Peringatan itu juga disampaikan oleh Rasulullah melalui hadis yang diriwayatkan Bukhari, Muslim dan Muttafaaq alaih.

Rasulullah mengatakan: "Allah SWT berfirman, Anak keturunan Adam menyakiti-Ku, kerana mereka mencela masa, padahal Aku adalah Zat yang menciptakan dan menguasai masa. Aku yang menggantikan malam dan siang". Asy-Syaami menyatakan, perkataan yang mencela melahirkan kesalahan besar.

Menurut beliau, celaan yang diucapkan itu sebenarnya akan mengenai diri mereka sendiri. "Mereka telah berkata hal-hal yang tak patut," katanya.

Asy-Syaami menegaskan, ucapan-ucapan yang tak baik sama sekali tidak mendatangkan manfaat apa pun, sebaliknya, menjerumuskan seseorang ke jalan kebatilan. Ucapan yang buruk juga mendatangkan perpecahan dan pertikaian antara sesama manusia.

Termasuk yang perlu dijauhi adalah berkata bohong. Islam tidak memberikan keringanan bagi umatnya yang berbohong. 

Ibn Qayyim dalam kitab al-Fawa'id mengingatkan umat agar berhati-hati terhadap pembohongan. Sebab, kebohongan akan merosakkan cara pandang umat terhadap fakta yang sebenarnya.

Rasulullah melalui hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim mengatakan, pembohongan akan mengiring pelakunya kepada kejahatan dan kejahatan akan menjerumuskan ke dalam neraka.

Tazkirah : 6 perkara Allah sembunyikan

Disalin terus daripada sumber yang ditulis di akhir N3:

Allah SWT selesai menciptakan Jibrail as dengan bentuk yang cantik, dan Allah menciptakan pula baginya 600 sayap yang panjang , sayap itu antara timur dan barat (ada pendapat lain menyatakan 124,000 sayap). Setelah itu Jibrail as memandang dirinya sendiri dan berkata:

"Wahai Tuhanku, adakah engkau menciptakan makhluk yang lebih baik daripada aku?."

Lalu Allah swt berfirman yang bermaksud.. "Tidak"

Kemudian Jibrail as berdiri serta solat dua rakaat kerana syukur kepada Allah swt. dan tiap-tiap rakaat itu lamanya 20,000 tahun.

Setelah selesai Jibrail as solat, maka Allah SWT berfirman yang bermaksud:

"Wahai Jibrail, kamu telah menyembah aku dengan ibadah yang bersungguh-sungguh, dan tidak ada seorangpun yang menyembah kepadaku seperti ibadat kamu, akan tetapi pada akhir zaman nanti akan datang seorang nabi yang mulia yang paling aku cintai, namanya Muhammad.. Dia mempunyai umat yang lemah dan sentiasa berdosa, sekiranya mereka itu mengerjakan solat dua rakaat yang hanya sebentar sahaja, dan mereka dalam keadaan lupa serta serba kurang, fikiran mereka melayang bermacam-macam dan dosa mereka pun besar juga. Maka demi kemuliaanKu dan ketinggianKu, sesungguhnya solat mereka itu aku lebih sukai dari solatmu itu. Kerana mereka mengerjakan solat atas perintahKu, sedangkan kamu mengerjakan solat bukan atas perintahKu."

Kemudian Jibrail as berkata: "Ya Tuhanku, apakah yang Engkau hadiahkan kepada mereka sebagai imbalan ibadat mereka?"

Lalu Allah berfirman yang bermaksud. "Ya Jibrail, akan Aku berikan syurga Ma'waa sebagai tempat tinggal..."

Kemudian Jibrail as meminta izin kepada Allah untuk melihat syurga Ma'waa. Setelah Jibrail as mendapat izin dari Allah SWT maka pergilah Jibrail as dengan mengembangkan sayapnya dan terbang, setiap dia mengembangkan dua sayapnya dia boleh menempuh jarak perjalanan 3000 tahun, terbanglah malaikat jibrail as selama 300 tahun sehingga ia merasa letih dan lemah dan akhirnya dia turun singgah berteduh di bawah bayangan sebuah pohon dan dia sujud kepada Allah SWT lalu ia berkata dalam sujud:

"Ya Tuhanku apakah sudah aku menempuh jarak perjalanan setengahnya, atau sepertiganya, atau seperempatnya?"

Kemudian Allah swt berfirman yang bermaksud. "Wahai Jibrail, kalau kamu dapat terbang selama 3000 tahun dan meskipun aku memberikan kekuatan kepadamu seperti kekuatan yang engkau miliki, lalu kamu terbang seperti yang telah kamu lakukan, nescaya kamu tidak akan sampai kepada sepersepuluh dari beberapa perpuluhan yang telah kuberikan kepada umat Muhammad terhadap imbalan solat dua rakaat yang mereka kerjakan....."

Marilah sama2 kita fikirkan dan berusaha lakukan... Sesungguhnya Allah S.W.T telah menyembunyikan enam perkara iai tu :

  1. Allah S.W.T telah menyembunyikan redha-Nya dalam taat.
  2. Allah S.W.T telah menyembunyikan murka-Nya di dalam maksiat.
  3. Allah S.W.T telah menyembunyikan nama-Nya yang Maha Agung di dalam Al-Quran.
  4. Allah S.W.T telah menyembunyikan Lailatul Qadar di dalam bulan Ramadhan.
  5. Allah S.W.T telah menyembunyikan solat yang paling utama di dalam solat (yang lima waktu).
  6. Allah S.W.T telah menyembunyikan (tarikh terjadinya) hari kiamat di dalam semua hari.

Semoga kita mendapat berkat daripada ilmu ini.

Kalau rajin... Tolong sebarkan cerita ini kepada saudara Muslim Muslimat yang lain agar menjadi renungan dan pelajaran kepada kita semua. Ilmu yang bermanfaat ialah salah satu amal yang berkekalan bagi orang yang mengajarnya meskipun dia sudah meninggal dunia...Wallahua'lam

Sumber : 

 

Timbus loji langkah terakhir

2011/03/20

  PEKERJA menyembur air untuk menyejukkan rod bahan bakar di loji nuklear  Fukushima, Daiichi.
PEKERJA menyembur air untuk menyejukkan rod bahan bakar di loji nuklear Fukushima, Daiichi.

300 jurutera berusaha pulihkan bekalan tenaga untuk elak malapetaka 

TOKYO: Jurutera yang kepenatan terus berusaha menyambungkan kabel tenaga di luar loji nuklear Jepun yang rosak teruk akibat gempa bumi sebagai cubaan untuk mengepam air bagi menyejukkan rod bahan bakar dan mencegah penyebaran radiasi, kelmarin dan semalam. 

Pengkabelan di dalam loji itu masih berjalan dalam usaha menghidupkan pam air yang perlu bagi menyejukkan batang bahan bakar yang terlalu panas di enam rektor di loji Fukushima, Daiichi yang terletak 240 kilometer di utara Tokyo.
 Di dalam zon pengosongan itu, seramai 300 jurutera bertungkus lumus cuba memberi tumpuan untuk mencari jalan bagi memulihkan bekalan tenaga bagi mengepam empat rektor.

Mereka berjaya menghidupkan pam diesel yang digunakan untuk menyejukkan rektor Unit 5, kata pihak berkuasa.

“TEPCO berjaya menghubungkan laluan transmisi luar dengan titik penerima di loji dan mengesahkan bekalan elektrik boleh disalurkan,” kata pengendali loji, Tokyo Electric Power Co (TEPCO) dalam satu kenyataan.

Kabel sepanjang 1,480 meter terletak dalam kompleks itu sebelum jurutera cuba menghidupkan penyejuk di rektor Unit 2, diikuti Unit 1, 3 dan 4, hujung minggu ini, kata pegawai syarikat itu. 

“Jika mereka berjaya menyejukkan rektor itu dan menjalankannya, ini akan menjadi langkah ke arah penstabilan loji ini,” kata pakar nuklear Kumpulan Perunding FocalPoint yang berpangkalan di Amerika, Eric Moore.

“Bekalan tenaga adalah keperluan utama. Ia mengambil masa sekurang-kurangnya seminggu untuk menstabilkan rektor itu dan penstabilan yang sebenarnya akan mengambil masa lebih lama,” kata bekas presiden Institut Teknologi Nuklear Jepun, Michio Ishikawa.

Bagaimanapun jika cara itu gagal, satu lagi pilihan ialah menimbus rektor berusia 40 tahun itu dengan pasir dan konkrit bagi mengelakkan malapetaka pembebasan radiasi, cara yang digunakan dalam tragedi Chernobyl pada 1986.

Sehingga kini, krew masih menggunakan cara menyembur air dari jentera bomba, meriam air dan helikopter untuk cuba menghentikan kecairan.

“Saya dengan rendah hati memohon maaf kerana kesukaran ini. Walau ia berlaku disebabkan malapetaka semula jadi saya tetap menyesal,” kata Ketua Eksekutif TEPCO, Masataka Shimizu dipetik akhbar Mainichi Shimbun. – Reuters/Agensi.

Berita Harian

US warns citizens near Japan nuclear plant to ...
Two damaged reactors
Mounting Japan crisis sparks exodus of foreigners
Japanese helicopters collect sea water

A boy is scanned for radiation at a temporary ...
Boy is scanned

This satellite photo taken Wednesday March 16, ...
Damage after earthquake

Mimpi ngeri nuklear Jepun

 
PEMBUNUHAN Alexander Litvinenko, 44, pada penghujung tahun 2006 menjadi kisah sensasi dunia perisikan. Litvinenko, seorang ejen badan perisikan Rusia, KGB, jatuh sakit pada 1 November 2006 selepas makan di sebuah restoran sushi di London. Dia baru sahaja menerima bukti tentang satu kes pembunuhan lain semasa makan di situ.

Pada 3 November, kesihatan Litvinenko bertambah buruk dan dia terpaksa dikejarkan ke Hospital Barnet di London. Pihak berkuasa Britain mengenal pasti bahawa Litvinenko telah diracun menggunakan bahan radioaktif polonium-210.

Gambarnya di hospital menunjukkan dia berkepala botak dan kelihatan tenat. Dia meninggal dunia tiga minggu kemudian.

Pembunuhan Litvinenko dikatakan mirip kisah dalam filem Hollywood bahkan ia didakwa sengaja dirancang oleh pihak berkuasa Rusia sendiri.

Insiden yang dialami Litvinenko boleh dikatakan merupakan kes keracunan bahan radioaktif terbaru yang menarik perhatian dunia sebelum beberapa siri letupan loji nuklear berlaku di Jepun lebih seminggu lalu. Loji nuklear Fukushima Daiichi meletup selepas utara Pulau Honshu dilanda tsunami sekali gus mendedahkan penduduk Negara Matahari Terbit itu kepada radiasi yang dikhuatiri boleh mengancam nyawa.

Radiasi boleh ditemui secara semula jadi di persekitaran hidup manusia. Haba, cahaya dan ketuhar mikro semuanya menghasilkan radiasi tetapi tidak berbahaya kepada tubuh manusia.

Menurut Pusat Pencegahan dan Kawalan Penyakit Amerika Syarikat (AS), kira-kira 80 peratus radiasi datang daripada sumber semula jadi manakala selebihnya daripada sumber buatan manusia terutama mesin sinaran X di hospital.

Semasa letupan nuklear, manusia terdedah kepada jumlah radiasi yang tinggi dalam tempoh yang singkat dan boleh menyebabkan sindrom radiasi akut.

Bagaimanapun, insiden di Fukushima dikatakan tidak memberi kesan langsung kepada penduduk Tokyo apatah lagi Malaysia yang terletak sejauh 6,000 kilometer dari Jepun.
KEROSAKAN teruk pada bangunan loji nuklear yang meletupkan reaktor akibat tsunami menjadi kebimbangan Jepun dan negara serantau.

Ini diakui oleh Ketua Program Sains Nuklear, Fakulti Sains dan Teknologi, Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM), Prof. Dr. Redzuwan Yahaya.

Redzuwan yang lebih suka menggunakan perkataan sinaran berbanding radiasi memberitahu, sinaran nuklear tersebut tidak mendatangkan kesan terhadap manusia seperti kebarangkalian mendapat kanser dan menyebabkan kematian.

“Bagi rakyat di Jepun, sinaran tersebut tidak berbahaya kerana penyebarannya adalah kecil. Inikan pula kita yang berada jauh di Malaysia,” katanya kepada Jurnal.

Tahan 30 tahun

Menurutnya, sememangnya sinaran nuklear tersebut akan tersebar dan wujud di udara dalam tempoh masa yang lama tetapi ia tidak memberikan kesan. Sebagai contoh, bahan radioaktif paling berisiko daripada 250 bahan radioaktif lain seperti caesium dan strontium.

Dua bahan radioaktif ini dikatakan jika tersebar di ruang udara mampu bertahan selama 30 tahun.

Namun di Jepun, kesan sinaran nuklear yang tersebar hanya diibaratkan seperti rakyatnya menjalani satu rawatan sinaran X. Itu pun jika mereka duduk di luar sepanjang hari untuk beberapa hari tanpa perlindungan.
Bagaimanapun, Redzuwan yang berpengalaman selama hampir 20 tahun mengajar dalam bidang sains nuklear juga tidak menolak sinaran nuklear pada paras tertentu boleh membahayakan kesihatan dan nyawa manusia.

Antara yang mungkin terjadi, jika kesan sinaran berukuran 100 rems, ia akan merosakkan sistem peredaran darah dan menyebabkan sel limposit dalam darah berkurangan.

“Pendedahan kepada sinaran berukuran 200 rems pula akan mengakibatkan keguguran rambut dengan cepat, kerosakan saluran usus yang menyebabkan mual, muntah-muntah dan cirit birit,” katanya.

Mandul

Pada kekuatan ini juga ia boleh menjejaskan sistem peranakan wanita.

Ujarnya, sinaran nuklear yang berukuran 1,000 rems pula akan mengakibatkan kerosakan pada pembuluh darah.

Bagi mereka yang terdedah secara langsung terhadap sinaran berukuran lebih 5,000 rems pula akan menyebabkan sel otak rosak. Lebih teruk lagi, ia boleh menyebabkan perubahan pada asid deoksiribonukleik (DNA) sehingga menyebabkan kematian.

Ulasnya, disebabkan itu pekerja yang bekerja di kawasan teknologi nuklear untuk tempoh masa yang lama akan dipindahkan ke bahagian dalam pejabat bertujuan untuk menghilangkan atau mengurangkan kesan sinaran yang mungkin terkena semasa bekerja.

Redzuwan juga menolak kemungkinan kesan sinaran di Jepun akan meningkat dan menyamai kesan sinaran akibat letupan kuat loji nuklear Chernobyl di Ukraine pada 26 April 1986.
SEORANG petugas perubatan menggunakan alat pengukur radiasi Geiger di Niigata, Jepun pada 16 Mac lalu.

Tragedi Chernobyl menyebabkan 32 orang terbunuh akibat kesan langsung keracunan radiasi sementara 8,000 yang lain mengalami kesan pencemaran radioaktif akibat bahan radioaktif tersebar ke udara sehingga ke barat Eropah.

“Kebiasaannya kesan radioaktif hanya berlaku di kawasan lingkungan yang terlibat malah kesan tersebut tidak akan mencecah tahap yang lebih tinggi kerana Jepun telah pun melakukan tindakan bagi menyejukkan loji jana kuasa nuklear yang lebur dengan mencurahkan air laut ke dalam loji dengan menggunakan helikopter,” katanya.

Menerangkan lebih lanjut mengenai loji nuklear tersebut, Redzuwan memberitahu, apabila loji nuklear tersebut lebur ia akan mengeluarkan tiga jenis bahan radioaktif ke udara iaitu caesium, iodin dan strontium.
FUKUSHIMA merupakan wilayah paling aktif dengan industri nuklear di Jepun.

Ulasnya, selepas seminggu letupan itu berlaku, loji nuklear tersebut masih panas ibarat seperti memasak 620,000 biji telur dalam masa tiga minit sekali gus menyebabkan penyebaran sinaran nuklear. Namun begitu, Jepun sedang bertungkus-lumus berusaha untuk menyejukkan loji nuklear tersebut.

Belon panas di Putrajaya

 










www.myballoonfiesta.com.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...